Sejarah Otaku
Istilah otaku pertama kali diperkenalkan oleh kolumnis Nakamori Akio
dalam artikel “Otaku”no Kenkyū (おたくの研究 ,Penelitian tentang Otaku) yang
dimuat majalah Manga Burikko.Pada waktu itu, masyarakat umum sama sekali
belum mengenal istilah otaku. Media massa yang pertama kali menggunakan
istilah otaku adalah radio Nippon Broadcasting System yang mengangkat
segmen Otakuzoku no jittai (おたく族の実態 ,situasi kalangan otaku) pada acara
radio Young Paradise.
Istilah
Otakuzoku (secara harafiah: suku Otaku) digunakan untuk menyebut
kalangan otaku, mengikuti sebutan yang sudah ada untuk kelompok anak
muda yang memakai akhiran kata "zoku," seperti Bōsōzoku dan
Takenokozoku.
Pada
perkembangan selanjutnya, sebutan otaku digunakan untuk pria lajang
yang mempunyai hobi anime, manga, idol, permainan video, dan komputer
pribadi tanpa mengenal batasan umur.
Sebelum
istilah otaku menjadi populer di Jepang, sudah ada orang yang disebut
"mania" karena hanya menekuni sesuatu dan tidak mempunyai minat pada
kehidupan sehari-hari yang biasa dilakukan orang. Di Jepang, istilah
otaku sering digunakan di luar konteks penggemar berat anime atau manga
untuk menggantikan istilah mania, sehingga ada istilah Game-otaku,
Gundam-otaku (otaku mengenai robot Gundam), Gunji-otaku (otaku bidang
militer), Pasokon-otaku (otaku komputer), Tetsudō-otaku (otaku kereta
api alias Tecchan), Morning Musume-otaku (otaku Morning Musume alias
Mō-ota), Jani-ota (otaku penyanyi keren yang tergabung dalam Johnny
& Associates)
Secara derogatif, istilah otaku banyak
digunakan orang sebagai sebutan bagi "laki-laki dengan kebiasaan aneh
dan tidak dimengerti masyarakat umum," tanpa memandang orang tersebut
menekuni suatu hobi atau tidak. Anak perempuan di Jepang sering
menggunakan istilah otaku untuk anak laki-laki yang tidak populer di
kalangan anak perempuan, tapi sebaliknya istilah ini tidak pernah
digunakan untuk perempuan. Berhubung istilah otaku sering digunakan
dalam konteks yang menyinggung perasaan, penggunaan istilah otaku sering
dikritik sebagai praduga atau perlakuan diskriminasi terhadap
seseorang.
Otaku juga identik dengan sebutan Akiba Kei yang digunakan untuk laki-laki yang berselera buruk dalam soal berpakaian. Sebutan Akiba Kei berasal dari gaya berpakaian laki-laki yang lebih suka mengeluarkan uang untuk keperluan hobi di distrik Akihabara, Tokyo daripada membeli baju yang sedang tren. Sebutan lain yang kurang umum untuk Akiba-Kei adalah A-Boy atau A-Kei, mengikuti istilah B-Boy (B-Kei atau B-Kaji) yang sudah lebih dulu ada untuk orang yang meniru penampilan penyanyi hip-hop berkulit hitam.
Terlepas dari stereotyping dan kasus yang dikaitkan dengan definisi otaku, sebenarnya otaku tidak terbatas pada anime dan manga saja. Di Jepang label otaku bisa diberikan bagi orang yang tergila-gila pada artis, game, militia [hal-hal yang berbau militer], kaiju [monster seperti Godzilla, dll], cosplay, imperial [hal-hal yang berhubungan dengan kekaisaran Jepang sejak zaman kuno], dll. Bukankah itu sama saja dengan fandom apapun di seluruh dunia? Fans sepak bola, penyuka mobil balap, Harry Potter, dsb. Intinya, otaku adalah sebutan untuk orang yang sangat menggemari sesuatu. Tetapi, berbeda dengan fans pada umumnya, otaku mempunyai arti yang lebih spesifik [juga karena pergeseran budaya di sana]. Otaku adalah fans berat dan fanatik, yang sering kali [walau tidak semua] juga berperilaku tertutup dan tidak mudah bersosialisasi. Otaku lebih nyaman berhubungan dengan sesama otaku atau dengan objek yang disukainya [misalnya anime, manga, game]. Dengan segala kecanggihan tekhnologi di Jepang, otaku lebih sering berhubungan dengan sesama otaku melalui internet, tanpa kenal nama asli maupun sosok orang yang sebenarnya. Mereka bertukar informasi karena bagi otaku, informasi adalah segalanya. Sekecil dan sesepele apapun informasi itu, yang penting mereka tahu. Adalah kebanggaan bila tahu suatu informasi yang tidak/belum diketahui oleh orang lain atau sesama otaku. Jadi bagi otaku, nama anjing peliharaan mangaka favoritnya atau pekerjaan ayah artis idolanya itu sangat penting. Informasi juga menjadi ukuran seberapa hebat dirinya sebagai otaku. Karena itu para otaku sering disebut sebagai maniak karena kesukaan mereka pada sesuatu benar-benar total.
Sayangnya, karena sebagian otaku ini bersikap anti sosial, tertutup, dan nampak aneh bagi orang-orang yang non-otaku, jadilah anggapan umum bahwa otaku adalah buruk. Hal ini juga didukung oleh perilaku kriminal ataupun kelainan jiwa dari tidak sedikit otaku yang membuat definisi otaku semakin negatif. Label otaku sekelas dengan "nerd" di Amerika Serikat [USA] yang dinilai tidak dapat berlaku sewajarnya di lingkungannya. Namun di USA sendiri, label otaku justru disandang dengan penuh rasa bangga oleh penggemar anime/manga. Karena anime/manga masih menjadi hobi yang jarang, fans merasa diri mereka unik dan bangga menjadi 'otaku' yang tahu lebih banyak soal anime/manga daripada orang lain. Bagi fans di Indonesia, sedikit banyak sama dengan fans USA yang bangga menjadi otaku karena tidak tahu di Jepang istilah otaku mempunyai arti yang cenderung negatif.
Untuk istilah otaku, karena tahu pada walnya arti otaku tidak mengandung unsur negatif, rasanya sah-sah saja menyebut fans yang memang tahu banyak soal anime, manga, atau J-music sebagai otaku. Tapi itu hanya untuk membedakan antara fans yang kadarnya biasa-biasa saja dengan hardcore fans/fans berat. Apalagi kalau fans itu tidak melakukan sesuatu yang buruk.
Artikel ini memang terlalu pendek untuk menjabarkan apa arti otaku sesungguhnya dari berbagai aspek. Tetapi yang penting, otaku bukan sesuatu yang mati. Otaku bisa berkembang dan bergeser artinya dipengaruhi oleh perilaku orang yang menjadi subjeknya, yaitu kamu sendiri. Terserah kemana fans akan membawanya, apakah ke arah yang positif, atau justru membuatnya semakin negatif?.Kesimpulannya, Orang yang diklaim sebagai otaku adalah orang yang menjadi sangat maniak dan menitik beratkan terhadap hobinya dan selalu update untuk mengumpulkan data mengenai apa hobi/minatnya dan mencari info-info terbaru mengenai hal yang ditekuninya, seperti Tekhnologi, Anime, Dorama, Manga, Music, Dll. Mengoleksi setiap hal yang berhubungan dengan hal yang ditekuninya tersebut dengan sangat teramat lengkap, seperti membeli miniaturnya, dll. Jadi, Otaku bukan lah orang yang suka akan anime dan manga saja, melainkan orang yang suka dan maniak terhadap satu hal yang sangat disukainya dan ditekuninya dengan tak terkendali. Biasanya otaku dibantu dengan alat-alat canggih yang mendukung hobinya, dan suka menghabiskan uang ( sangat Boros ) untuk mendapatkan hal-hal yang mendukung hobinya tersebut.
Posting Komentar - Back to Content